Kamis, 03 November 2011

MENGHITUNG SEL DARAH
@Admin : Yayan A. Israr
Ketiga jenis sel darah ; leukosit. eritrosit dan trombosit dihitung jumlahnya
persatuam volume darah dengan terlebih dahulu membuat pengenceran dari darah
yang akan diperiksa. Cara-cara menghitung sel darah secara manual dengan
memakai pipet dan kamar hitung tetap menjadi upaya penting dalam laboratorium
klinik, terutama di daerah yang masih belum mempunyai sarana laboratorium
yang lengkap.
1. Menghitung Leukosit
Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian dimasukkan ke dalam kamar
hitung. jumlah leukosit dihitung dengan volume tertentu ; dengan mengenakan
faktor konversi jumlah leukosit per ul darah dapat diperhitungkan. larutan TURK
digunakan sebagai larutan pengencer, dengan komposisi : larutan gentianviolet
1% dalam air 1 ml, asam asetat glasial 1 ml, aquadest ad 100 ml. saringlah
sebelum dipakai.
Cara :
· Mengisi pipet Leukosit
1. Isaplah darah kapiler (kapiler, EDTA, atau oxalat) sampai pada garis tanda
"0,5" tepat.
2. Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
3. Masukkan ujung pipet kedalam larutan TURK sambil mempertahankan
darah tetap pada garis tan tadi. pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan
larutan TURK dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda "11" tepat. Hatihati
jangan sampai terjadi gelembung udara.
4. Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari kemudian
lepaskan karet penghisap.
5. Kocoklah pipet tadi selama 15-30 detik. jika tidak segera akan dihitung
letakkan pipet dalam posisi horizontal.
· Mengisi kamar hitung
1. Letakkan kamar hitung yang telah benar-benar bersih dengan kaca penutup
yang terpasang mendatar di atas meja.
2. Kocoklah pipet yang berisi tadi selama 3 menit terus menerus (jangan
samapai ada cairan yang terbuang dari pipet saat mengocok)
3. Buang semua cairan yang ada pada batang kapiler pipet (3 - 4 tetes) dan
kemudian sentuhkan ujung pipet (sudut 30 derajat) dengan menyinggung
pinggir kaca penutup pada kamar hitung. Biarkan kamar hitung tersebut
terisi cairan perlahan-lahan dengan gaya kapilaritasnya sendiri.
4. Biarkan kamar hitung yang sudah terisi tersebut selama 2-3 menit agar
leukkosit-leukosit mengendap. jika tidak akan dihitung segera, simpan
kamar hitung tersebut dalam cawan peti tertutup yang berisi kapas basah.
· Cara menghitung sel
1. Pakailah lensa objektif kecil (pembesaran 10x). turunkan lensa kondensor
atau kecilkan diafragma mikroskop. meja mikroskop harus datar,
2. Kamar hitung dengan bidang bergaris diletakkan di bawah objektif dan
fokus mikroskop diarahkan pada garis-garis bagi tersebut. Dengan
sendirinya leukosit-leukosit akan jelas terlihat.
3. Hitunglah semua leukosit yang terdapat dalam keempat "bidang besar"
pada sudut-sudut "seluruh permukaan yang dibagi".
4. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun
ke bawah dan dari kanan ke kiri dan seterusnya. Kadang ada sel yang
menyinggung garis suatu bidang, sel-sel yang menyinggung garis batas
sebelah kiri atau garis atas haruslah di hitung. Sebaliknya sel-sel yang
menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak boleh dihitung.
· Perhitungan
Pengenceran yang dilakukan pada pipet adalah 20 kali. Jumlah semua sel yang
dihitung dalam keempat bidang itu dibagi 4 menunjukkan jumlah leukosit dalam
0,1 ul. Kalikan angka tersebut dengan 10 (untuk tinggi) dan 20 (untuk
pengenceran) untuk mendapatkan jumlah leukosit dalam 1 ul darah. Singkatnya :
Jumlah sel yang terhitung dikali 50 = jumlah leukosit per ul darah.
Catatan : Pengenceran yang lazim digunakan untuk menghitung leukosit adalah
20 kali, tetapi menurut keadaan (leukositosis tinggi atau leukopenia) pengenceran
dapat diubah sesuai keadaan tersebut, lebih tinggi pada leukositosis dan lebih
rendah pada leukopenia. Sedian darah dengan oxalat yang tidak segera dipakai
ada kemungkinan terjadi penggumpalan leukosit. Jika darah tepi banyak
mengandung sel darah merah berinti maka sel tersebut akan diperhitungkan
seperti leukosit, untuk koreksi dapat dilakukan pemeriksaan sedian hapus yang
dipakai untuk hitung jenis leukosit, persentase sel darah merah berinti di catat.
misalnya ; didapatkan 10.000 leukosit per ul darah dan dari hitung jenis
didapatkan tiap 100 leukosit ada 25 sel darah merah berinti, maka jumlah leukosit
yang sebenarnya adalah :
2. Menghitung Eritrosit
Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar
hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu ; dengan menggunakan
faktor konversi, jumlah eritrosit per ul darah dapat diperhitungkan. larutan
pengencer yang dipakai adalah larutan HAYEM, dengan komposisi : natrium
sulfat (berair kristal) 5 g; natrium klorida 1 g; merkuri klorida 0,5 g, aquadest ad
200 ml. Juga boleh dipakai larutan GOWERS : natrium sulfat 12,5 g; asam asetat
glasial 33,3 ml; aquadest ad 200 ml. Saringlah sebelum dipakai.
· Mengisi pipet eritrosit
Tindakan-tindakan sama seperti mengisi pipet leukosit ; darah dihisap samapai
tanda "0,5" dan larutan pengencer samapa tanda "101".
· Mengisi kamar hitung
Sama dengan metoda yang digunakan untuk menghitung leukosit di atas
· Menghitung jumlah sel
1. Turunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma. meja mikroskop harus
dalam posisi rata air.
2. Atur fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif kecil (10 x),
kemudian lensa tersebut diganti dengan lensa objektif besar (40x), sampai
garis-garis bagi dalam bidang besar tengah jelas terlihat.
3. Hitung semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16
bidang kecil (misalnya ; pada keempat sudut bidang besar di tambah
dengan satu bidang di bagian tengah). Cara dan ketentuan menghitung sel
sama dengan cara menghitung leukosit.
· Perhitungan
Pengenceran dalam pipet eritrosit adalah 200 kali. Luas tiap bidang kecil 1/400
mm kuatdrat, tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit yang dihitung
dalam 5 x 16 bidang kamar kecil = 80 bidang kecil, yang jumlah luasnya 1/5 mm
kuatdrat. Faktor untuk mendapatkan jumlah eritrosit dalam ul darah menjadi 5 x
10 x 200 = 10.000
Catatan : Pengenceran yang lazim dipakai untuk menghitung eritrosit adalah 200
x; tetapi menurut keadaan (eritrositosis atau anemia) dapat diubah sesuai dengan
keadaan itu. untk mengecilkan kesalahan sekurang-kurangnya harus 400 eritrosit
dihitung dalam kamar hitung. Menghitung eritrosit dengan kamar hitung lebih
sukar dibanding dengan menghitung leukosit dan dibutuhkan ketelitian yang
lebih.
3. Menghitung Trombosit
Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dengan
kotoran kecil. Dan ditambah dengan sifatnya yang cenderung melekat pada
permukaan asing (bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal.
Ada dua cara yang lazim di pakai, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung.
pada cara tidak langsung jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit,
sedangkan jumlah eritrosit itulah yang sebnarnya dihitung. untuk mencegah
trombosit melekat pada permukaan asing, dianjurkan untuk menggunakan alat-alat
gelas yang dilapisi silikon atau alat-alat plastik
· Cara Langsung (Rees dan Ecker)
Darah diencerkan dengan larutan REES ECKER dan jumlah trombosit dihitung
dalam kamar hitung. Larutan REES ECKER : natrium sitrat 3,8g; formaldehid
40% 2 ml; brillian cresylblue 30 mg; aquadest ad 100 ml. Harus disaring sebelum
dipakai.
1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda
"1" dan buanglah lagi cairan itu.
2. Isaplah darah sampai garis tanda "0,5" dan cairan REES ECKER sampai
garis tanda "101". Segeralah kocok selama 3 menit.
3. Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.
4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dalam cawan
petri tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap
5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah
(1 mm kuadrat) memakai lensa objektif besar.
6. Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.
· Cara tidak langsung (Fonio)
1. Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi.
2. Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat
14%.
3. Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat
tersebut.
4. Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium
sulfat, campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.
5. Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Wrigth atau Giemsa)
6. Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama dengan 1.000 eritrosit.
7. Lakukanlah tindakan menghitung jumlah eritrosit per ul darah.
8. Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah berdasarkan kedua angka
itu.
Catatan : Jumlah trombosit dalam keadaan normal sangat dipengaruhi oleh cara
menghitungnya. sering dipastikan nilai normal adalah antara 200.000 dan 500.000
per ul darah. Karena sukar dihitung, pemeriksaan semikuantitatif tentang jumlah
trombosit dalam sediaan apus darah sangat besar artinya sebagai pemeriksaan
penyaring.
© Belibis A-17.((http://www.Belibis17.tk
Hitung Darah Lengkap Logo Acrobat Unduh versi PDF
Hitung Darah Lengkap (HDL)
Tes laboratorium yang paling umum adalah hitung darah lengkap (HDL) atau complete blood count (CBC). Tes ini, yang juga sering disebut sebagai ‘hematologi’, memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit (platelet). Hasil tes menyebutkan jumlahnya dalam darah (misalnya jumlah sel per milimeter kubik) atau persentasenya. Tes laboratorium lain dibahas pada Lembaran Informasi (LI) 122 dan 123.
Semua sel darah dibuat di sumsum tulang. Beberapa obat atau penyakit dapat merusak sumsum tulang sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah dan putih.
Setiap laboratorium mempunyai ‘nilai rujukan’ untuk semua hasil tes. Biasanya, tes laboratorium akan memperlihatkan hasil tes yang berada di luar nilai normal. Untuk informasi lebih lanjut mengenai hasil tes laboratorium, lihat LI 120.
Angka dalam laporan sering sulit ditafsirkan. Beberapa angka dilaporkan dengan satuan ‘x10.e3’ atau ‘x103’. Ini berarti jumlah yang dicatat harus dikalikan 1.000. Contohnya, bila hasil adalah 8,77 dengan satuan ‘x10.e3’, jumlah sebenarnya adalah 8.770.
Tes Sel Darah Merah
Sel darah merah, yang juga disebut sebagai eritrosit, bertugas mengangkut oksigen dari paru ke semua sel di seluruh tubuh. Fungsi ini dapat diukur melalui tiga macam tes. Hitung Sel Darah Merah (red blood cell count/RBC) yang menghitung jumlah total sel darah merah. Hemoglobin (Hb) yaitu protein dalam sel darah merah bertugas mengangkut oksigen dari paru ke bagian tubuh lain Hematokrit (Ht atau HCT) mengukur persentase sel darah merah dalam seluruh volume darah.
Orang yang tinggal di dataran tinggi umumnya mempunyai lebih banyak sel darah merah. Ini merupakan upaya tubuh mengatasi kekurangan oksigen.
Eritrosit, Hb dan Ht yang sangat rendah menunjukkan adanya anemia, yaitu sel tidak mendapat cukup oksigen untuk berfungsi secara normal. Jika kita anemia, kita sering merasa lelah dan terlihat pucat. Lihat LI 551 mengenai kelelahan dan LI 552 mengenai anemia.
Volume Eritrosit Rata-Rata (VER) atau mean corpuscular volume (MCV) mengukur besar rata-rata sel darah merah. VER yang kecil berarti ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran normal. Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi atau penyakit kronis. VER yang besar dapat disebabkan oleh obat antiretroviral (ARV), terutama AZT dan d4T. Keadaan ini tidak berbahaya. Namun VER yang besar dapat menunjukkan adanya anemia megaloblastik, dengan sel darah merahnya besar dan berwarna muda. Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan asam folat.
Sementara VER mengukur ukuran rata-rata sel darah merah, Red Blood Cell Distribution Width (RDW) mengukur kisaran ukuran sel darah merah. Hasil tes ini dapat membantu mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin.
Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER) atau mean corpuscular hemoglobin (MCH) dan Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (KHER) atau mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC atau CHCM) masing-masing mengukur jumlah dan kepekatan hemoglobin. HER dihitung dengan membagi hemoglobin total dengan jumlah sel darah merah total.
Trombosit atau platelet berfungsi membantu menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan dan keropeng. Jika trombosit kita kurang, kita mudah mengalami perdarahan atau memar. Orang terinfeksi HIV kadang trombositnya rendah (disebut trombositopenia). ARV dapat mengatasi keadaan ini. Jumlah trombosit hampir tidak pernah menjadi begitu tinggi sehingga mempengaruhi kesehatan.
Tes Sel Darah Putih
Sel darah putih (disebut juga leukosit) membantu melawan infeksi dalam tubuh kita.
Hitung Sel Darah Putih (white blood cell count/WBC) adalah jumlah total leukosit. Leukosit tinggi (hitung sel darah putih yang tinggi) umumnya berarti tubuh kita sedang melawan infeksi. Leukosit rendah artinya ada masalah dengan sumsum tulang. Leukosit rendah, yang disebut leukopenia atau sitopenia, berarti tubuh kita kurang mampu melawan infeksi.
Hitung Jenis (differential) menghitung lima jenis sel darah putih: neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil. Hasil masing-masing dilaporkan sebagai persentase jumlah leukosit. Persentase ini dikalikan leukosit untuk mendapatkan hitung ‘mutlak’. Contohnya, dengan limfosit 30% dan leukosit 10.000, limfosit mutlak adalah 30% dari 10.000 atau 3.000.
Neutrofil berfungsi melawan infeksi bakteri. Biasa jumlahnya 55-70% jumlah leukosit. Jika neutrofil kita rendah (disebut neutropenia), kita lebih mudah terkena infeksi bakteri. Penyakit HIV lanjut dapat menyebabkan neutropenia. Begitu juga, beberapa jenis obat yang dipakai oleh Odha (misalnya gansiklovir untuk mengatasi virus sitomegalo, lihat LI 501) dan AZT (semacam ARV; lihat LI 411).
Ada dua jenis utama limfosit: sel-T yang menyerang dan membunuh kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh; dan sel-B yang membuat antibodi, protein khusus yang menyerang kuman. Jumlah limfosit umumnya 20-40% leukosit. Salah satu jenis sel-T adalah sel CD4, yang tertular dan dibunuh oleh HIV (lihat LI 124). Hitung darah lengkap tidak termasuk tes CD4. Tes CD4 ini harus diminta sebagai tambahan. Hasil hitung darah lengkap tetap dibutuhkan untuk menghitung jumlah CD4, sehingga dua tes ini umumnya dilakukan sekaligus.
Monosit atau makrofag mencakup 2-8% leukosit. Sel ini melawan infeksi dengan ‘memakan’ kuman dan memberi tahu sistem kekebalan tubuh mengenai kuman apa yang ditemukan. Monosit beredar dalam darah. Monosit yang berada di berbagai jaringan tubuh disebut makrofag. Jumlah monosit yang tinggi umumnya menunjukkan adanya infeksi bakteri.
Eosinofil biasanya 1-3% leukosit. Sel ini terlibat dengan alergi dan tanggapan terhadap parasit. Kadang kala penyakit HIV dapat menyebabkan jumlah eosinofil yang tinggi. Jumlah yang tinggi, terutama jika kita diare, kentut, atau perut kembung, mungkin menandai keberadaan parasit.
Fungsi basofil tidak jelas dipahami, namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang, misalnya asma atau alergi kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari 1% leukosit.
Persentase limfosit mengukur lima jenis sel darah putih: neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil, dalam bentuk persentase leukosit. Untuk memperoleh limfosit total, nilai ini dikalikan dengan leukosit. Misalnya, bila limfosit 30,2% dan leukosit 8.770, limfosit totalnya adalah 0,302 x 8.770 = 2.648.
Laju Endap Darah (LED) atau Sed Rate mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam tabung darah. LED yang tinggi menunjukkan adanya radang. Namun LED tidak menunjukkan apakah itu radang jangka lama, misalnya artritis, atau disebabkan oleh tubuh yang terserang infeksi.

Menghitung Jumlah Eritrosit dan Leukosit

Tags
, , , ,
5.1.  Prosedur Percobaan
5.1.1  Menghitung Jumlah Eritrocyts
  1. Ambil darah dengan Cara menusuk bagian yang dipilih (darah dapat diambil dari ujung jari manusia, dapat juga dari sayap ayam, telinga kelinci, domba, dll.). Jangan lupa memakai desinfektan untuk memersihkan bagian yang akan diambil darahnya.
  2. Isaplah darah yang keluar dari luka, dengan pipet haemocytometer yang berbatu merah sampai tanda 1. Usahakan bekerja cepat jangan sampai darah membeku didalam pipet.
  3. Encerkan darah dalam pipet dengan menggunakan larutan Hayem sampai tanda 101, dengan demikian darah tersebut telah diencerkan sebanyak 100 kali.
  4. Kocoklah pipet tersebut secara horizontal (lihat yang dicontohkan oleh asisten). Hal ini untuk mencegah tercampurnya latrutan hayem di dalam kapiler.
  5. Biarkan larutan darah dalam larutan hayem ini selama 15 menit.
  6. Buanglah beberapa tetes larutan dari dalam pipet.

  7. Masukkan sampel darah ke dalam kamar hitung kemudian tutup dengan cover glass.
  8. Lihat dibawah mikroskop, Hitinglah butir-butir eritrosit yang berada di dalam kotak-kotak kecil. Untuk menghitung jumlah Eritrosit hitunglah sebanyak 40 kotak.
5.1.2 Menghitung Jumlah Leukocyts
  1. Darah dihisap sampai tanda 1. kemudian diencerkan dengan larutan TURK sampai danda 11. Berarti pengenceran 10 kali. Lakukan pengocokan (sama seperti pada eritrosit)
  2. Setelah dilakukan pengocokan dan dibiarkan elama 15 menit, teteskan kedalam kamar hitung.
  3. Lihatlah dibawah mikroskop dan hitunglah butir-butir dara putih yang terdapat di dalam kotak-kotak besar, sebanyak 25 kotak
5.3. PEMBAHASAN
  5.3.1 Menghitung Jumlah Eritrocyts
Menghitung jumlah eritrosit yang terkandung dalam darah memang bukan suatu hal yang mudah karena sel-sel darah merah yang terkandung dalam darah berukuran sangat kecil sehingga dibutuhkan seperangkat alat yang dinamakan dengan Haemocytometer dengan bantuan mikroskop. Dalam proses penghitungan sel-sel darah merah dibutuhkan juga ketelitian dan konsisten dalam cara menghitung. Penghitungan sel-sel darah merah dihitung di dalam kamar hitung yang bersakala atau berukuran kecil dengan jumlah 40 buah. Contoh gambar sel-sel darah yang terkandung di dalam kamar hitung.
Namun pada saat dilakaukan percobaan, banyak kendala yang dialami karena keadaan alat yang kurang bagus. Jumlah eritrosit dalam darah domba itu memiliki kisaran normal ±13,5 juta. Akan tetapi jumlah eritrosit yang diperoleh dan dihitung dari percobaan yang telah dilakukan hanya mencapai 9,54 juta. Dalam praktikum yang lalu kami menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x, kami melihat banyak sekali bercak – bercak hitam berkumpul disekitar sel. Selain itu, sel  yang kami amati sangat berdekatan, ditambah lagi penglihatan yang kurang akurat sehingga kami sulit menghitungnya.  
Jumlah Eritrosit dipengaruhi genetik ( spesies, ras, individual ) dan lingkungan  ( pakan, iklim, penyakit, managerial ).
Jenis Spesies
Rataan Jumlah Eritrosit ( juta / mm3 )
Kuda
6,9
Sapi
6,3
Domba
8,1
Kambing
13,9
Kucing
7,2
Kelinci
5,9
Ayam
3
Manusia
5

5.3.2.  Menghitung Jumlah Leukocyts
Menghitung jumlah leukosit pada prinsipnya sama saja dengan cara menghitung jumlah sel darah merah (eritrosit) hanya saja yang  digunakan pipet dan kamar hitung yang berbeda, jika tadi pada saat menghitung sel-sel darah merah dengan kamar hitung yang memiliki skala yang kecil dengan jumlah 40 kamar akan tetapi sekarang menghitung dalam kamar hitung yang berukuran besar dengan jumlah 25 kamar.
Dalam praktikum kemarin jumlah leukosit kelompok kami adalah 21.000 butir. Pencarian sel leukosit lebih mudah dikarenakan bentuk selnya lebih besar dari sel eritrosit, selain itu sel leukosit juga tidak menggumpal.
5.4. Kesimpulan
Dari uraian diatas saya dapat menyimpulkan bahwa :
  1. Kendala yang pertama dialami adalah sulitnya mencari kotak – kotak  Haemocytometer. Hampir setengah jam kelompok kami mencari kotak – kotak Haemocytometer dengan bantuan mikroskop.
  2. Perbedaan yang sangat jauh antara hasil percobaan dengan literatur bisa disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah:
  3. Kondisi alat percobaan yang kurang optimal
  4. Akurasi pengliahatan praktikan yang terbatas sehingga banyak sel yang tidak terlihat atau terlewat dari pandangan.
  5. Kurangnya konsentrasi praktikan saat perhitungan
    1. Apabila darah terlalu lama didiamkan maka akan terjadi penggumpalan sehingga menyebabkan bercak – bercak hitam ketika dilakukan penglihatan melalui mikroskop. Disarankan agar sebelum mengambil darah, dicari dahulu kotak – kotak Haemocytometer
      1. Alat yang digunakan untuk mengukur jumlah eritrosit dan leukosit adalah “ Haemocytometer “.
      2. Jumlah eritrosit ( 9.540.000 butir ) dalam darah lebih banyak daripada jumlah leukosit ( 21.000 butir )
  
Daftar Pustaka
Sadikin, M. 2001. Biokimia Darah. Widya Medika. Jakarta.
E-smartschool 2005. Fungsi Darah. [Online]. Tersedia: http://www.e-             smartschool.com/PNU/003/PNU0030011.asp, diakses pada kamis 19 maret 2011 pukul 21.35
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi 4.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Wikipedia. 2009. Darah. dan Fungsinya. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/ Darah  dan Fungsinya, diakses pada kamis 19 maret 2011 pukul 22.00
http://siapaaris.blogspot.com/2010/10/pemeriksaan-hemoglobin.html diakses pada kamis 19 maret 2011 pukul 22.00
www.blogdokter.net/2008/06/130/hemoglobin/diakses pada tanggal 19/01/2010. diakses pada kamis 19 maret 2011 pukul 22.00
www.hemoglobin-wikipedia-bahasa-indonesia,com diakses pada kamis 19 maret 2011 pukul 22.00
www.laboratorium kesehatan :antikoagulan.com diakses pada kamis 19 maret 2011 pukul 22.00
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/082001/her-1.htm, diakses pada kamis 19 maret 2011 pukul 22.00
http://www.sodiycxacun.web.id/2010/07/pemeriksaan-hematokrit-ht.html diakses pada kamis 19 maret 2011 pukul 22.00
http://patologiklinikku.blogspot.com/2008/05/hematokrit.html diakses pada kamis 19 maret 2011 pukul 22.00
http://arismaduta.org/index.php?pendarahan diakses pada kamis 19 maret 2011 pukul 22.00
http://www.slideshare.net/KarlaSolo/sistem-peredaran-darah-presentation diakses pada kamis 19 maret 2011 pukul 22.00
http://budikolonjono.blogspot.com/search?q=osmotik+darah diakses pada kamis 19 maret 2011 pukul 22.00
Akhyar, M.Salman. 2004. BIOLOGI. Bandung : Grafindo Media Pratama.

Lab : Menghitung Sel-sel Darah

 
3
 
1
 
Rate This
@Admin : Yayan A. Israr
Ketiga jenis sel darah ; leukosit. eritrosit dan trombosit dihitung jumlahnya persatuam volume darah dengan terlebih dahulu membuat pengenceran dari darah yang akan diperiksa. Cara-cara menghitung sel darah secara manual dengan memakai pipet dan kamar hitung tetap menjadi upaya penting dalam laboratorium klinik, terutama di daerah yang masih belum mempunyai sarana laboratorium yang lengkap.

1. Menghitung Leukosit

Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. jumlah leukosit dihitung dengan volume tertentu ; dengan mengenakan faktor konversi jumlah leukosit per ul darah dapat diperhitungkan. larutan TURK digunakan sebagai larutan pengencer, dengan komposisi : larutan gentianviolet 1% dalam air 1 ml, asam asetat glasial 1 ml, aquadest ad 100 ml. saringlah sebelum dipakai.
Cara :
  • Mengisi pipet Leukosit
  1. Isaplah darah kapiler (kapiler, EDTA, atau oxalat) sampai pada garis tanda “0,5″ tepat.
  2. Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
  3. Masukkan ujung pipet kedalam larutan TURK sambil mempertahankan darah tetap pada garis tan tadi. pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan TURK dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda “11″ tepat. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara.
  4. Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari kemudian lepaskan karet penghisap.
  5. Kocoklah pipet tadi selama 15-30 detik. jika tidak segera akan dihitung letakkan pipet dalam posisi horizontal.
  • Mengisi kamar hitung
  1. Letakkan kamar hitung yang telah benar-benar bersih dengan kaca penutup yang terpasang mendatar di atas meja.
  2. Kocoklah pipet yang berisi tadi selama 3 menit terus menerus (jangan samapai ada cairan yang terbuang dari pipet saat mengocok)
  3. Buang semua cairan yang ada pada batang kapiler pipet (3 – 4 tetes) dan kemudian sentuhkan ujung pipet (sudut 30 derajat) dengan menyinggung pinggir kaca penutup pada kamar hitung. Biarkan kamar hitung tersebut terisi cairan perlahan-lahan dengan gaya kapilaritasnya sendiri.
  4. Biarkan kamar hitung yang sudah terisi tersebut selama 2-3 menit agar leukkosit-leukosit mengendap. jika tidak akan dihitung segera, simpan kamar hitung tersebut dalam cawan peti tertutup yang berisi kapas basah.
  • Cara menghitung sel
  1. Pakailah lensa objektif kecil (pembesaran 10x). turunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma mikroskop. meja mikroskop harus datar,
  2. Kamar hitung dengan bidang bergaris diletakkan di bawah objektif dan fokus mikroskop diarahkan pada garis-garis bagi tersebut. Dengan sendirinya leukosit-leukosit akan jelas terlihat.
  3. Hitunglah semua leukosit yang terdapat dalam keempat “bidang besar” pada sudut-sudut “seluruh permukaan yang dibagi”.
  4. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri dan seterusnya. Kadang ada sel yang menyinggung garis suatu  bidang, sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah di hitung. Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak boleh dihitung.
  • Perhitungan
Pengenceran yang dilakukan pada pipet adalah 20 kali. Jumlah semua sel yang dihitung dalam keempat bidang itu dibagi 4 menunjukkan jumlah leukosit dalam 0,1 ul. Kalikan angka tersebut dengan 10 (untuk tinggi) dan 20 (untuk pengenceran) untuk mendapatkan jumlah leukosit dalam 1 ul darah. Singkatnya : Jumlah sel yang terhitung dikali 50 = jumlah leukosit per ul darah.
Catatan : Pengenceran yang lazim digunakan untuk menghitung leukosit adalah 20 kali, tetapi menurut keadaan (leukositosis tinggi atau leukopenia) pengenceran dapat diubah sesuai keadaan tersebut, lebih tinggi pada leukositosis dan lebih rendah pada leukopenia. Sedian darah dengan oxalat yang tidak segera dipakai ada kemungkinan terjadi penggumpalan leukosit. Jika darah tepi banyak mengandung sel darah merah berinti maka sel tersebut akan diperhitungkan seperti leukosit, untuk koreksi dapat dilakukan pemeriksaan sedian hapus yang dipakai untuk hitung jenis leukosit, persentase sel darah merah berinti di catat. misalnya ; didapatkan 10.000 leukosit per ul darah dan dari hitung jenis didapatkan tiap 100 leukosit ada 25 sel darah merah berinti, maka jumlah leukosit yang sebenarnya adalah :

2. Menghitung Eritrosit

Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu ; dengan menggunakan faktor konversi, jumlah eritrosit per ul darah dapat diperhitungkan. larutan pengencer yang dipakai adalah larutan HAYEM, dengan komposisi : natrium sulfat (berair kristal) 5 g; natrium klorida 1 g; merkuri klorida 0,5 g, aquadest ad 200 ml. Juga boleh dipakai larutan GOWERS : natrium sulfat 12,5 g; asam asetat glasial 33,3 ml; aquadest ad 200 ml. Saringlah sebelum dipakai.
  • Mengisi pipet eritrosit
Tindakan-tindakan sama seperti mengisi pipet leukosit ; darah dihisap samapai tanda “0,5″ dan larutan pengencer samapa tanda “101″.
  • Mengisi kamar hitung
Sama dengan metoda yang digunakan untuk menghitung leukosit di atas
  • Menghitung jumlah sel
  1. Turunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma. meja mikroskop harus dalam posisi rata air.
  2. Atur fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif kecil (10 x), kemudian lensa tersebut diganti dengan lensa objektif besar (40x), sampai garis-garis bagi dalam bidang besar tengah jelas terlihat.
  3. Hitung semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16 bidang kecil (misalnya ; pada keempat sudut bidang besar di tambah dengan satu bidang di bagian tengah). Cara dan ketentuan  menghitung sel sama dengan cara menghitung leukosit.
  • Perhitungan
Pengenceran dalam pipet eritrosit adalah 200 kali. Luas tiap bidang kecil 1/400 mm kuatdrat, tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit yang dihitung dalam 5 x 16 bidang kamar kecil = 80 bidang kecil, yang jumlah luasnya 1/5 mm kuatdrat. Faktor untuk mendapatkan jumlah eritrosit dalam ul darah menjadi 5 x 10 x 200 = 10.000
Catatan : Pengenceran yang lazim dipakai untuk menghitung eritrosit adalah 200 x; tetapi menurut keadaan (eritrositosis atau anemia) dapat diubah sesuai dengan keadaan itu. untk mengecilkan kesalahan sekurang-kurangnya harus 400 eritrosit dihitung dalam kamar hitung. Menghitung eritrosit dengan kamar hitung lebih sukar dibanding dengan menghitung leukosit dan dibutuhkan ketelitian yang lebih.

3. Menghitung Trombosit

Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dengan kotoran kecil. Dan ditambah dengan sifatnya yang cenderung melekat pada permukaan asing (bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal.
Ada dua cara yang lazim di pakai, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. pada cara tidak langsung jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah yang sebnarnya dihitung. untuk mencegah trombosit melekat pada permukaan asing, dianjurkan untuk menggunakan alat-alat gelas yang dilapisi silikon atau alat-alat plastik
  • Cara Langsung (Rees dan Ecker)
Darah diencerkan dengan larutan REES ECKER dan jumlah trombosit dihitung dalam kamar hitung. Larutan REES ECKER : natrium sitrat 3,8g; formaldehid 40% 2 ml; brillian cresylblue 30 mg; aquadest ad 100 ml. Harus disaring sebelum dipakai.
  1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda “1″ dan buanglah lagi cairan itu.
  2. Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER sampai garis tanda “101″. Segeralah kocok selama 3 menit.
  3. Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.
  4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dalam cawan petri tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap
  5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1 mm kuadrat) memakai lensa objektif besar.
  6. Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.
  • Cara tidak langsung (Fonio)
  1. Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi.
  2. Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat 14%.
  3. Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat tersebut.
  4. Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium sulfat, campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.
  5. Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Wrigth atau Giemsa)
  6. Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama dengan 1.000 eritrosit.
  7. Lakukanlah tindakan menghitung jumlah eritrosit per ul darah.
  8. Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah berdasarkan kedua angka itu.
Catatan : Jumlah trombosit dalam keadaan normal sangat dipengaruhi oleh cara menghitungnya. sering dipastikan nilai normal adalah antara 200.000 dan 500.000 per ul darah. Karena sukar dihitung, pemeriksaan semikuantitatif tentang jumlah trombosit dalam sediaan apus darah sangat besar artinya sebagai pemeriksaan penyaring.

LAPORAN HITUNG JENIS LEUKOSIT

TUJUAN
Untuk menghitung jenis leukosit dalam sediaan hapusan darah dan mengetahui keadaan leukosit

PRINSIP
Setetes darah dihamparkan pada suatu glass obyek dengan panjang, lebar dan ketebelan tertentu, kemudian diamati dan diperhatikan kondisi sediaan dibawah mikroskop.

DASAR TEORI
Hitung jenis leukosit sangat berguna untuk melihat kondisi dan sel yang dominan dari jenis sel leukosit, pada hitung jenis leukosit hendaknya mengikuti urutan yang pasti; mulai dengan sel basofil, kemudian eosinofil, kemudain netrofil berdasarkan stadiumnya, limfosit dan terakhir monosit, namun jika ditemukan jenis leukosit yang biasanya tidak ada dalam darah, misalnya plasmosit, sel itu diurutkan terakhir setelah monosit. Hasil hitung leukosit dinyatakan dalam %.
Susunan lekosit fisiologis dari darah tepi; Seluruh lekosit 4,0-9,0 x 10¬9/I
Lekosit basofil: 0-1% (absolute: 0-0,09), Lekosit eosinofil: 1-4 % (absolute: 0,04-0,36), Netrofil berinti batang: 0-04 % (absolute: 0-0,36), Netrofil berinti segmen: 50-70 % (absolute: 2,00-6,30), Monosit: 2-8 % (absolute: 0,08-0,72), Kecuali itu Limfosit: 25-45 % (absolute: 1,00-4,05). Hasil hitung jenis berdasarkan 100 sel sebenarnya hanya bermakna jika kita menghadapi keadaan normal, yaitu jumlah leukosit dan morfologinyan normal. Pada keadaan abnormal jumlah leukosit yang dihitung harus lebih banyak; dasarkan hitung jenis itu atas 200 sel untul leukosit antara 10.000 dan 20.000; 300 sel untuk leukosit antara 20.000 dan 50.000; dan 400 sel jika jumlah leukosit lebih dari 50.000.

CARA KERJA :
1. Pilihlah sebagian dari sediaan yang patut dipakai, yaitu yang cukup tipis dengan penyebaran leukosit yang merata.
2. Mulailah menghitung pada pinggir atas sediaan dan berpindahlah kearah pinggir bawah dengan menggunakan micromanipulator mikroskop.
3. Pada pinggir bawah geserlah lapangan ke kanan agak lebih banyak dari lebarnya lapangan emersi, kemudian kearah pinggir atas lagi.
4. Sesampai di pinggir atas geserlah ke kanan lagi dan kemudian kearah pinggir bawah.
5. Lakukanlah pekerjaan itu terus-menerus sampai 100 sel leukosit dihitung menurut jenisnya.
6. Selain melakukan hitung jenis leukosit, catatlah juga kelainan-kelainan morfologi yang terdapat pada leukosit itu.

HASIL PERHITUNGAN JENIS LEUKOSIT
 Leukosit yang dihitung
Basofil : -
Eosinofil : 15
Netrofil segmen : 67
Netrofil stab : -
Limposit : 16
Monosit : 3

 Persentase jenis leukosit yang dihitung
Eosinofil : 15 %
Netrofil segmen : 67 %
Limposit : 16 %
Monosit : 3 %
Total : 100 %

KESIMPULAN
Jadi dari hasil praktikum penghitungan jenis leuksit dapat diketahui cara penghitungan jenis leukosit dengan baik dan benardan dapat diketahui jumlah dari masing – masing jenis leukosit dalam sediaan sampel yaitu Eosinofil : 15 %, Netrofil segmen : 67 %, Limposit : 16 %, Monosit : 3 %.

Rabu, 26 Oktober 2011

Arsip untuk Kategori 'Darah'

31
Agu
10

Reaksi Silang (Crossmatch reaction)

Tentu sebagian dari kita sudah mengetahui tentang apa itu reaksi silang atau crossmatch, dan saya yakin banyak di antara kita sudah lupa atau bahkan malah belum pernah mendengar tentangnya. Maka tidak ada salahnya kita sedikit membaca lagi tentang apa itu reaksi silang secara umum.
Reaksi silang adalah suatu jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum pelaksanaan transfusi darah. Tujuannya adalah untuk melihat apakah darah dari pendonor cocok dengan penerima (resipien) sehingga dapat mencegah terjadinya reaksi transfusi hemolitik. Selain itu juga untuk konfirmasi golongan darah.
Macam dari reaksi silang  :
1. Reaksi silang mayor : eritrosit donor + serum resipien
Memeriksa ada tidaknya aglutinin resipien yang mungkin dapat merusak eritrosit donor yang masuk pada saat pelaksanaan transfusi
2. Reaksi silang minor : serum donor + eritrosit resipien
Memeriksa ada tidaknya aglutinin donor yang mungkin dapat merusak eritrosit resipien. Reaksi ini dianggap kurang penting dibanding reaksi silang mayor, karena agglutinin donor akan sangat diencerkan oleh plasma di dalam sirkulasi darah resipien.
Tahapan Reaksi Silang :
1. Reaksi silang salin
Tes ini untuk menilai kecocokan antibody alami dengan antigen eritrosit antara donor dan resipien, sehingga reaksi transfusi  hemolitik yang fatal bisa dihindari. Tes ini juga dapat menilai golongan darah.

2. Reaksi silang albumin
Tes ini untuk mendeteksi antibody anti-Rh dan meningkatkan sensitivitas tes antiglobulin dengan menggunakan media albumin bovine.
3. Reaksi silang antiglobulin
Untuk mendeteksi IgG yang dapatmenimbulkan masalah dalam transfusi yang tidak dapat terdeteksi pada kedua tes sebelumnya. Terutama dikerjakan pada resipien yang pernah menerima transfusi darah atau wanita yang pernah hamil.
Semoga bermanfaat
dari berbagai sumber

Eritrosit, Sel Darah Merah

Kita semua pasti sudah mengenal apa itu eritrosit atau sel darah merah. Tapi apa salahnya mengulang sedikit pelajaran biologi waktu kita SMA dulu, termasuk pelajaran yang paling susah karena hafalan,hehehe..

Eritrosit merupakan salah satu jenis sel darah yang fungsi utamanya adalah untuk transportasi O2 dan CO2.  Gambaran eritrosit yang normal sudah pernah saya posting sebelumnya (lihat Gambaran Sel Darah Normal) . Jumlah eritrosit normal dalam tubuh kita berkisar antara 4-5 juta/µl (pada wanita) atau 5-6 juta/µl (pada pria). Di dalam sirkulasi darah perifer, pada umumnya eritrosit tidak berinti dengan retikulosit merupakan sel eritrosit termuda.
Tidak boleh kita lupakan juga apabila bicara tentang eritrosit adalah hemoglobin (Hb). Hb merupakan senyawa biomolekul yang mengandung Fe (besi) yang bertanggung jawab atas pengikatan oksigen dan juga warna merah dari eritrosit.
Proses pembentukan eritrosit, yang disebut juga eritropoiesis, terjadi pada sumsum tulang. Pendewasaan sel berlangsung sekitar 7 hari, dengan masa hidup setelah pelepasan dari sumsum tulang lebih kurang 120 hari. Berikut gambar dari proses pembentukan eritrosit :

Seiring dengan berjalannya waktu, eritrosit yang sudah tua, akan dihancurkan oleh sistem retikuloendothelial (hati, limpa, sumsum tulang). Protein yang dihasilkan akan dipecah menjadi asam amino yang dapat dipergunakan lagi. Sedangkan bagian heme dari Hb dipecah menjadi  Fe dan biliverdin, yang nantinya diekskresikan melalui saluran empedu sebagai bilirubin. Proses lengkapnya bisa dilihat pada gambar berikut ini :

Terdapat beberapa penyakit yang berhubungan dengan sel darah merah, di antaranya adalah anemia, polisitemia, dan kelainan morfologi seperti kelainan bentuk dan ukuran dari eritrosit. Beberapa pembahasan tentang penyakitnya akan saya tulis dalam beberapa hari ke depan.
Semoga bermanfaat
Dari berbagai sumber